Monday, June 29, 2015

Anger Management


Kita sering kali merasa marah tak terkendali terhadap suami/istri, keluarga, orang lain bahkan dengan anak sendiri. Terkadang penyebabnya cuma hal sepele atau bisa jadi tidak ada penyebabnya. Terlebih lagi mereka yang kita marahi sebetulnya tidak punya salah.

Kok bisa ya seperti itu?

Ya bisa saja semua itu terjadi. Mungkin penyebabnya karena trauma pada saat kita kecil. Dulu orang tua sering memarahi kita atau memukul kita, sehingga kita merasa tidak berdaya lagi. Lalu akhirnya berbekas di hati dan menyimpan kemarahan terpendam didalam hati kita selama bertahun-tahun tanpa kita sadari.

Atau mungkin penyebab yang lainnya seperti perlakuaan yang tidak adil dan merasa tidak dihargai atau diabaikan begitu saja dengan orang tua, teman, atau boss sehingga kita tertekan dan tidak bisa mengekspresikan marah ini ke orang tersebut. Akhirnya mengakibatkan masalah ini di pikirkan terus menerus sampai terekam betul di hati kita.

Alhasil yang terkena imbas kemarahan kita ini ya orang terdekat kita sendiri.

Sebetulnya saya cuma ingin berbagi pengalaman tentang emosi. Marah itu juga salah satu perasaan yang ada dalam emosi kita. Taerkadang emosi itu tidak bisa dikendalikan lagi sehingga meledak dan mengakibatkan pemukulan, adu fisik dan bahkan pembunuhan. Alangkah sayangnnya permasalah itu timbul hanya karena masalah sepele dan emosi yang meluap-luap.

Apa sih emosi itu?

Emosi adalah sesuatu  reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Misalnya, menangis karena sedih, tertawa karena senang, lari karena takut dan berkelahi karena marah. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.



Jadi Emosi sendiri merupakan warna afektif yang kuat dan ditandai oleh perubahan-perubahan fisik. Emosi juga harus disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang terlihat.


Jenis emosi yang secara normal dialami yaitu cinta, gembira, marah, takut, cemas, sedih dan lain-lainnya.
Orang yang penuh dengan suasana emosional bisa mengakibatkan tekanan di dalam keluarga dan berdampak negatif terhadap perkembangan. 

Sebaliknya suasana penuh kasih sayang, ramah, dan bersahabat sangat mendukung pertumbuhan manusia lebih bertanggung jawab terhadap keluarga.

Apa aja sih yang membuat kita benar-brnar marah?

Ada kemarahan yang selalu berputar-putar saja dan kembali lagi ke titik kemarahan tersebut, dan itu membuat tak nyaman jika kita mengalaminya. Bearwal dari krisis - pemulihan - depresi - normal - pemicu - hal meluas dan kembali lagi ke krisis, dan seterusnya seperti itu dan ini dinamakan dengan siklus kemaerahan.

Jika ingin menggali lebih dalam lagi kita pun akan menyadari itu mungkin bukan tentang baju yang bergeletakan atau berserakkan dilantai, atau kotornya rumah saat kita sedang lelah, atau salah satu hal-hal kecil lainnya yang membuat kita begitu frustasi.

Kita memang harus mempertimbangkan hal-hal seperti itu, dan jangan sampai membuat kita fustasi sendiri.

Diri kita juga harus sadar akan tindakan dan perasaan yang berhubungan dengan hal-hal sensitif yang membuat kita marah, dan ketika kita mengidentifikasi dari pengalaman masing-masing respon fisiologis dan membuat usaha sadar untuk melakukan sesuatu apa pun.

Kita pun harus berdamai dengan keadaan yang kita alami. Untuk menghentikan meningkatnya kemarahan sebelum menyusul kita, kita harus tarik  napas sedalama-dalamnya bagai gelombang, gelombang warna, atau bahkan angin. 

Melihatnya datang dan keluar setiap nafas akan membuat diri kita tenang. Mendengar diri kita berbicara dengan tenang dan lembut untuk diri kita sendiri dan untuk orang lain.

Jadi perlukah kita marah berlebihan?

No comments:

Post a Comment