"Aku mau statusku berubah. Aku ingin hidup bersamamu bukan hanya dikolaborasi saja. Aku ingin kita menikah bukan hanya dalam lembaran-lembaran aksara tapi aku ingin nyata. Bisakah itu jadi nyata......... Dan bisakah itu????"
"Kenapa harus seperti itu..... Apakah kau tak menikmatinya selama ini? Niatku tulus dan benar-benar ingin bersamamu. Kau taukan aku dan istriku sudah tidak harmonis lagi. Aku bertahan demi anak2, itu buah cinta kami."
"Apa kau fikir dengan begini aku bahagia?. Salahkah aku meminta lebih? Tak apa kalo aku jadi yang kedua..."
"Entahlah.... Aku mencintaimu atau tidak tapi aku tidak bisa meninggalkan anak dan istriku".
Shinta melihat gelisah di wajah suaminya saat suaminya mematikan komputer di ruang kerjanya. Selama ini shinta hanya diam atas perselingkuhan suaminya dengan perempuan itu. Shinta tau betul perempuan itu meminta lebih dari suaminya. Dan shinta pun tahu betul suaminya takkan pernah meninggalkannya. shinta hanya bisa terdiam, memilih diam hanya untuk mempertahankan rumah tangganya dan demi anak-anaknya.
Shinta tak ingin anak-anaknya mengalami korban perceraian orang tuanya. Bagaimana pun juga shinta hanya ingin anaknya bahagia dan tidak mengalami trauma seperti yang dialaminya. Bathin shinta sudah terluka sejak lama dan sekarang shinta hanya ingin membahagiakan kedua buah hatinya ini.
***
"Perempuan itu aneh aku tau dia itu mempunyai suami dan anak, tapi kenapa dia meminta status lebih kepada suamiku?"
"Kemana suami dan anak2nya? Jika ada masalah dengan keluarganya, kenapa perempuan itu bermain api? Kenapa dia memilih suamiku?"
"Seharusnya perempuan itu sadar, kalo dia hanya perempuan tersembunyi."
"Dia hanya perempuan penuh imajinasi. Sedangkan suamiku, suamiku hanya butuh referensi untuk menulis karyanya."
"Dia hanya bisa mencintai tapi takkan pernah bisa memiliki suamiku."
***
Malam ini shinta tau suaminya akan bertemu dengan perempuan itu. Malam ini malam terakhir suaminya bertemu dengan perempuan itu. Suaminya akan bertemu di sebuah restoran besar dan mewah di pusatnya Jakarta, tempat mereka selalu bertemu.
Diam-diam shinta selalu mengetahui gerak-gerik suaminya selama ini. Diam-diam shinta selalu mengikuti jika suaminya ingin bertemu dengan perempuan itu. Kali ini shinta melihatnya dengan jelas walau shinta hanya melihat dari kejauhan. Suaminya dan perempuan itu tepat duduk di dekat jendela dimana shinta bisa melihatnya.
Shinta semakin penasaran karena dirinya tidak tau apa yang suaminya dan perempuan itu bicarakan. Yang shinta lihat hanya perempuan itu, perempuan itu tertunduk kaku dengan ekspresi wajah lesuh. Shinta hanya bisa menebak-nebak saja keadaan didalam restoran itu.
Sambil mengamati dari kejauhan, shinta selalu menggerutu dihatinya. Saat itu shinta menampakan wajah yang sangat amat kecewa. Shinta yang sangat amat diam, bergejolak hatinya melihat kejadian semua ini sehingga shinta tidak bisa menahan emosinya. Entah kenapa shinta tidak bisa menahan amarah dan benci yang ada di dirinya ini.
Tinggallah shinta duduk di dalam mobilnya dengan memandang sinis perempuan tersembunyi suaminya. Perempuan itu berdiri percis di depan restoran sambil menatapi kepulangan suami shinta. Perempuan itu terlihat sangat sedih. Jarak shinta dengan perempuan itu begitu dekat. Sangat dekat. Ya, sangat dekat.
Shinta menginjak pedal gas mobilnya. Mobilnya melaju begitu kencang. Melaju sangat kencang dan kencang. Melaju terlalu kencang. Dan shinta pun tak bisa mengendalikan mobilnya tersebut.
Terlalu cepat menujunya. Dan.....
"Brakkkkkkkk".
mantap :D , tunggu cerita selanjutnya :D
ReplyDeleteGaruda post
Makasih sudah mampir.. :)
ReplyDelete