Kau yang selalu menyapaku,
Ketika pagi menjelang..
Ketika pagi menjelang..
Bersih dan cerah,
Lembut dan halus,
Selalu ingin ku sentuh..
Lembut dan halus,
Selalu ingin ku sentuh..
Kau pun terlihat senang,
Senang ketika bertemu denganku..
Juli bertemu September,
Kau pun selalu bemekaran..
Kau yang ku damba,
Kau yang sangat mulia,
Kau putih seperti kapas...
Mekar selalu di tepian,
Tumbuh bersamaan dengan yang liar..
Kau memang liar,
Sangat liar,
Liar yang sangat disukaiku..
Oh,
Edelweiss..
Kau sangat memukauku..
Tumbuh liar bemekaran,
Liar seperti kehidupanku...
Edelweiss,
Ku selalu ingin memetikmu..
Kau bunga yang liar,
Bunga yang ku nanti..
Tak sabar ku menantimu,
Menanti tuk menggenggammu erat..
Tak kan ku lepaskan genggamanku..
Takkan ku lepas lagi kau..
Oh,
Edelweiss...
Kau yang selalu ku rindu..
Kau yang selalu ku tunggu..
Edelweiss ku...
Senang ketika bertemu denganku..
Juli bertemu September,
Kau pun selalu bemekaran..
Kau yang ku damba,
Kau yang sangat mulia,
Kau putih seperti kapas...
Mekar selalu di tepian,
Tumbuh bersamaan dengan yang liar..
Kau memang liar,
Sangat liar,
Liar yang sangat disukaiku..
Oh,
Edelweiss..
Kau sangat memukauku..
Tumbuh liar bemekaran,
Liar seperti kehidupanku...
Edelweiss,
Ku selalu ingin memetikmu..
Kau bunga yang liar,
Bunga yang ku nanti..
Tak sabar ku menantimu,
Menanti tuk menggenggammu erat..
Tak kan ku lepaskan genggamanku..
Takkan ku lepas lagi kau..
Oh,
Edelweiss...
Kau yang selalu ku rindu..
Kau yang selalu ku tunggu..
Edelweiss ku...
Upssss,....puisinya dalemmm bgt maklove ^_^
ReplyDeleteEdelweisku, jangan ingkar janji...jangan pernah pergi...
Dah pergi neng.. wkwkwkwkwk..
ReplyDelete