Membicarakan masa depan bisa dimulai sejak anak-anak di usia TK. Karena dimasa itu mereka sudah mengenal lingkungan diluar dirinya dan keluarga. Namun pengenalan masa depan bagin anak-anak diusia TK dan SD tetap harus memperhatikan tahap perkembangan.
Anak-anak usia TK pola pikirannya masih didasarkan pada hal-hal yang kongkret. Jadi ada tahapan dan berbagai macam cara untuk mengenalkan anak-anak dengan beragam profesi yang mungkin bisa mereka pilih di masa depan.
Contohnya dengan anak-anak saya, terkadang saya mengajak mereka untuk melihat pekerjaan dan profesi apa yang saya kerjakan ini. Tidak hanya di lingkungan pekerjaan saya saja, bahkan saya juga mengajak mereka bertemu langsung dengan orang-orang yang berprofesi tertentu atau bermain peran sesuai profesi tertentu.
Anak usia SD yang sudah mampu berfikir abstrak dan mengembang kan imajinasinya, biasanya memilih profesi yang hebat dalam pandangan mereka. Seperti ingin menjadi dokter karena bisa menolong orang yang sedang sakit, astronot karena bisa pergi ke bulan, atau jadi polisi karena bisa menangkap penjahat dan bisa menaiki motor besarnya.
Memang semua itu belum ada pertimbangan yang logis. Saat anaka-anak memilih satu profesi sebagai cita-citanya. Dan itu pun masih harus diasah lagi.
Wajar saja jika cita-cita mereka masih terus berubah dari waktu ke waktu, karena semakin banyak yang mereka lihat terlebih lagi pengaruh dari teman-temanya yang masih sama labil. Dan saya sebagai orang tua teta menghargai cita-cita yang selalu berubah-berubah itu.
Beragamnya cita-cita anak merupakan sesuatu yang wajar, karena imajinasi yang dimiliki anak-anak itu berbeda-beda. Pada usia anak-anak, mereka juga belum mengetahui bakat, kemampuan, dan minatnya.
Ada juga yang usia tiga tahun sudah tahu cita-citanya apa, tapi ada juga yang sudah SMA sekalipun belum tahu mau menjadi apa. Karena cita-cita itu tidak ada patokan yang jelas untuk menentukannya.
Menurut saya orang tua tidak boleh memaksa keinginan mengenai cita-cita anaknya. Justru orang tua harus mendukung apa yang mereka inginkan. Kita sebagai orang tua hanya bisa menjelaskan dengan tepat mengenai cita-cita tersebut agar mereka bisa mengetahui apa profesinya dan bukan hanya apa yang dilihatnya saja.
Misalnya jika anak-anak berkeinginan menjadi musisi, jelaskan bagaimana cara mencapainya, kemampuan dan sebagainya. Sehingga anak-anak tidak hanya melihat dari tampak luarnya saja.
Orang tua memang haruslah terbuka dengan anak-anaknya. Terbuka untuk menerima apapun pilihan yang anak-anak inginkan. Kita pun sebagai orang tua bisa juga memberikan alternatif pilihan untuk masa depannya. Jika nanti pilihan antara orang tua dan anaknya berbeda, maka orang tua harus bisa berkomunikasi mengenai alasan mengapa anak kita memilih cita-cita tersebut. Dan setelah itu kita harus mendukungnya jika alasan itu dan bakatnya anak-anak kita di profesi tersebut.
Sekali lagi jangan pernah mengekang cita-cita anak untuk masa depannya kelak. Berilah anak-anak kita kebebasan untuk memilih apa yang mereka ingin kerjakan sesuai bakatnya.
Bagaimana menurut Mom lainnya?
kalo anakku ditanya, mau jadi apa, jawabnya selalu mau jadi kaya bunda :D
ReplyDelete:D makasih dah mampir... ;)
Delete