Smile.. It will get you through the ups and downs.. And leave everyone around you in a happy place.. Smile, it looks good on you...
Saturday, April 22, 2017
Cermin : Sahabatku, Kekasihku #3
"Bro, sibuk gak?"
"Gak begitu sih. Kenapa?"
"Hari ini ketemuan yuk..."
"Kamu kangen aku ya? Hayo ngaku? Hehehhehehehe..."
"Ada yang gue mau omongin ke lo bro."
"Apa nih?"
"Sampai ketemu nanti sore sepulang kerja ya..."
"Oke deh kalo gitu, nanti aku jemput kamu..."
Semenjak ku tahu Jo selingkuh, perasaan ini mulai resah dan keadaan ini sudah berubah. Aku ingin mempertahanan rumah tangga ini, tapi disisi lain aku ingin mengakhirinya.
Aku tak pernah melihat Jo ingin memperbaiki semuanya, dan tak ada penyesalan sama sekali didirinya itu.
Minggu lalu, aku pun tak sengaja melihat Jo sedang berduaan dengannya di mall dan mereka sangat mesra sekali. Dan aku pun menghampiri mereka dengan hati kesal sambil memberikan senyuman manisku untuk mereka. Dan sontak saat itu Jo pun kaget dan tidak mengatakan apapun.
Ku pikir waktu kan menyembuhkan luka dihatiku ini. Tapi ternyata tidak, bahkan Jo terlihat arogan terhadapku.
Aku mencintai Jo, tapi sekarang aku malah bertanya pada diriku sendiri. Apakah Jo masih mencintaiku? Dan aku mulai meragukannya.
Ku pikir, aku dan Jo sudah melewati banyak hal.
Ku pikir, aku mampu bertahan dan menyelesaikan kejadian ini semua.
Ternyata aku mulai menyerah.
Entahlah.
"Hi babe, jadi gak kita ketemu? Aku sudah selesai nih dengan urusanku."
"Jadi donk bro... Gue juga dah selesai dengan kerjaan hari ini kok."
"Iya udah, kalo gitu aku jemput kamu sekarang ya."
"Yupe."
Aku bergegas merapihkan meja kerjaku di kantor, aku pun merapihkan barang-barang yang akan ku bawa pulang.
"Babe, aku udah di lobby kantormu nih. Cepat turun ya.."
Aku langsung menuju lift untuk turun ke lobby.
Ketika ku melihat Hudi sedang berdiri di lobby, entah kenapa aku merasa nyaman. Hanya Hudi ternyata yang bisa mengerti aku. Di dekatnya aku benar-benar merasa nyaman, sama seperti yang Jo lakukan dulu. Jo pernah membuatku nyaman, tapi sekarang sudah jarang ku rasakan kenyamanan itu didekatnya.
"Hey, yuk cabs ah. Kita karaokean aja deh, gue pengen..."
"Wo.. Wo... Wo... Karokean? Are You Okay Babe?"
"Gue cuma pengen ngetes suara negh, apakah suara gue masih merdu seperti biasanya?"
"Hahahahahahahah... Suaramu selalu merdu buatku babe..."
Di mobil aku dan hudi tidak banyak berbicara, terlihat hening dan sendu dalam mobil ini. Sesekali hudi mengusap rambut dan pipiku sambil tersenyum.
Hudi tahu segalanya tentang diriku, dia selalu tahu apa yang ku inginkan. Apa yang ada dipikiranku hudi selalu tahu, selalu menebak dengan benar dan jelas saat diriku gundah.
"Yuk turun Babe..."
"He eh.."
Lagu yang pertama ku nyanyikan adalah Time is on my side by The Rolling Stones. Dan langsung spontan aku pun bergaya seperti Mick Jagger dan menikmati lagunya.
"Timeeeeeeeeee... Is on my side, yes it is..........."
Setelah bernyanyi hati ini terasa lega rasanya. Karena lagu inilah yang sedang mewakilkan perasaan hati ini.
"Udah yuk, kita cari makan di tempat lain."
"Udah? Cuma satu lagu aja?"
"Iya, gue gak mau nyanyi lagi cukup satu lagu aja."
"Baiklah nyonya kita cari tempat untuk makan, tapi aku yang pilih tempatnya."
Segera kita berdua keluar dari tempat karaoke dan langsung berjalan menuju ke tempat makan yang tidak jauh dari tempat karaoke.
Hudi memilih restoran Jepang kesukaanku, dan dia menuntunku ke tempat duduk pojok dekat jendela.
"Kamu mau pesan apa babe?"
"Terserah...."
"Oke, aku yang pesanin ya babe."
"Iya..."
"Mbak..... Langsung order ya.."
Hudi melambaikan tangannya ke pelayan yang ada di depannya.
"Ocha panas 2, salmon rollnya 1, lobster rollnya 1, dan okonomiyakinya 1 ya mbak..."
"Saya ulang pesanannya ya pak... bla.. bla.. bla... bla...."
"Terima kasih mbak."
Hudi mengusap pipiku dan ku pun tersadar dari lamunanku yang agak lumayan lama tadi. Dan ku menatap Hudi yang sedang menatapku juga sambil tersenyum kepadaku. Lalu tangannya menggenggam tanganku.
"Aku tahu apa yang kau fikirkan babe."
Dan akhirnya ku mulai bercerita.
"Gue udah mengajukan gugatan cerai pada Jo. Dan sudah 3 hari ini Jo gak serumah lagi sama gue."
"Are you sure? Jangan gegabah kamu... Tenangkan dirimu, harus berkepala dingin untuk memtuskan segalanya."
"Surely..... Gue gak gegabah, gue udah berfikir dengan hati tenang dan berkepala dingin. Dan gue memutuskan untuk bercerai dari Jo. Dan gue mau kita pisah secara baik-baik."
"Oke. Bagaimana dengan anak-anak Keyza? Nino?"
"Mereka akan baik-baik saja."
"Menurutmu gitu?"
"Iyaaaaaa Hudiiiiii... Mereka pasti akan baik-baik saja. Jo juga setuju kalo Key dan Nino dibawah asuhanku."
Makanan pun datang, saat menyantap makanan Hudi dan aku tak banyak bicara. Sesekali ku menarik nafasku dalam-dalam untuk mengusahakan makanan yang ku kunyah ini masuk sempurna ke dalam perutku. Susah sekali rasanya makanan dalam mulutku ini tertelan, padahal aku sudah mengunyahnya berkali-kali.
"Jangan kamu paksa kalau gakmau memakannya. Ku pesankan kamu orange juice ya?"
Aku pun mengangguk.
Memang aku sedih untuk berpisah dari Jo. Tapi aku harus move on, harus bisa mengambil keputusan dan fokus dengan karir dan anak-anakku.
***
Dear Hudi,
Here I am being a widow...
You know it is not easy...
You know how hard it can be...
Thank you,
Always with me...
Become my best friend...
Always cares about me...
Thank you... For everything...
***TAMAT***
Sahabatku, Kekasihku #2
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment