Tuesday, March 17, 2020

Sayangku Untukmu


Setiap anak mempunyai keistimewaannya masing-masing, cuma terkadang orang tua tidak memahaminya. Terkadang, mungkin kebanyakan orang tua sering kali memaksakan keinginannya kepada si anak. Maksud orang tua sih ingin menjadikan anaknya yang terbaik.

Apakah itu salah? Atau benar?
Menurut saya, setiap orang tua memang berbeda mendidik anaknya masing-masing. Seperti saya, saya memang bukan orang tua yang selalu menuntut anaknya untuk jadi seperti ini dan itu. Saya selalu mendukung apa yang selalu anak-anak saya lakukan. Saya selalu memberi masukan mana yang baik dan mana yang benar untuk mereka. Saya selalu mengajarkan anak-anak mandiri sejak kecil, dan bangganya saya, ketika anak-anak bisa menjadi anak yang mandiri sampai sekarang.

Ada kalanya saya melakukan mereka seperti teman, kenapa? Ya karena saya mau anak-anak tidak canggung menceritakan apapun yang ada pada dirinya. Dan itu efektif banget buat komunikasi saya dengan anak-anak. Intinya, tidak ada rahasia antara saya dan anak-anak. Masalah apapun selalu kita carikan solusinya bersama.

Seperti anak saya ini, dia tidak seperti kakak-kakaknya yang selalu mendapatkan pujian akademik, keterampilan atau kegiatan apapun yang ada di sekolahnya. Anak saya yang ini setiap ditanya mau jadi apa dia selalu bilang mau jadi koki. Dia kerap selalu menolong saya ketika saya sedang didapur. 

Apakah saya melarang dia untuk menjadi koki? Tentu tidak, saya akan selalu mendukungnya apa yang dia cita-citakan. Anak saya adalah anugerah Tuhan, jadi rencana Tuhan pastilah yang terbaik, asal kita memberi arahan dan selalu memberi dukungan untuknya. 

Mungkin anak saya ini buat semua orang dia bukan siapa-siapa, bahkan sifat baik hati dan empatinya pun tidak pernah ada yang memperhatikan kecuali saya ibunya sendiri. Dan saya selalu bangga sama dia.

Dia memang tidak terlalu pandai dalam nilai akademiknya, tapi jika dia sedang tidak ada dan sedang tidak didekat saya semua terasa sepi sekali. Seperti ada yang hilang, dan pastinya saya sebagai ibunya setiap saat selalu menanyakan keberadaannya. 

Ketika saya sakit, dialah yang pertama kali cemas. Mengambilkan air putih hangat tuk minum, memeluk saya dengan penuh cinta dan kasih sayang, dan selalu berkata "Mom gak boleh terus-terusan sakit. Mom harus sehat. Mom harus kuat. Mom cepat sembuh ya."

Ketika saya sedang sibuk sekali di dapur dia juga yang duluan menawarkan tenaganya untuk membantu. Entah itu hanya memotong sayuran atau cuma mengocok telur, dia selalu senang melakukannya.

Ketika saya sedang berkegiatan diluar rumah, dialah yang selalu menanyakan saya ada dimana, pulangnya jam berapa, dan selalu berkata "hati-hati ya mom dijalan." 

Bungsuku.

Sayangku selalu untukmu nak.

Jadi ingat pepatah "Memang baik jadi orang penting, tapi lebih penting menjadi orang baik." 

Saya kenal betul anak saya, walau tidak ranking tapi dia tidak bodoh. Ketika anak-anak seusianya suka nonton sinetron, dan hiburan yang asal buat tontonan, anak saya lebih menyukai tontonan discovery channel, kartun dan siaran yang mengenai berbagai penelitian. Terkadang saya suka takjub sendiri, dia tahu banyak tentang hal umum.

Yang terpenting bagi saya dia tumbuh menjadi anak yang baik, mengerti keadaan, tidak terlalu banyak permintaan. Dan saya sungguh berterima kasih kepada Tuhan telah menitipkan dia kepada saya.

Banyak orang pintar, banyak orang sukses tapi sedikit orang yang baik. Kenapa? Karena lebih susah menjadi orang baik ketimbang menjadi orang pintar.

Jadi intinya ditulisan saya ini, janganlah terlalu menuntut diluar kemampuan anak-anak kita dan jangan memaksakan diluar bakat yang mereka punya. Biarkanlah mereka berkembang dengan kemampuannya tentunya harus kita dukung dan memberikan arahan kepadanya, agar mereka tidak salah memilih jalan kehidupannya.

Semoga satu saat dia akan jadi anak soleha yang bisa membuat bangga dengan caranya sendiri. Dan semoga saya senantiasa menjadi orang tua yang tidak memaksakan kehendak di luar batas.

Jadikanlah anak-anak kita sebagai teman untuk berbagi cerita dalam kehidupan kita, insya Allah anak-anak akan dengan senang hati menerimanya.

No comments:

Post a Comment